Teater Anonimus

Art for Life, Laugh and Love

ad

Pentas Pakaian dan Kepalsuan karya Shevchenko (12/06)


WAKTU DAN TEMPAT PEMENTASAN
Auditorium IAIN SMH Banten
Minggu, 12 November 2006
Pukul 20.00 WIB s.d Selesai
Aula SMPN! Malingping Lebak Banten
Sabtu, 18 November 2006
Pukul 20.00 WIB s.d Selesai
Aula M.A. Mathla’ul Anwar Malingping Lebak Banten
Minggu, 19 November 2006
Pukul 20.00 WIB s.d Selesai

Tentang Sutradara

Tak banyak yang bisa ditulis tentang pria yang satu ini, dia tinggal di Tangerang
Aktif berteater sejak di SMA. Sudah banyak pentas yang ditampilkan. Pementasan kali ini adalah proyek penyutradaraan ke duanya.

AMANDA ARISTARISHA
Wanoja Serang ini dilahirkan pada 29 Oktober 85 silam, tinggal di pegantungan Serang dan kini menjadi mahasiswa STIKOM WJB Serang Banten semester V. dunia teater baru saja dia rambah dengan niat belajar, tapi dunia tarik suara sudah dia tekuni sejak SD, beberapa perlombaan menyanyi pernah dia ikuti, diantaranya lomba menyanyi tingkat kabupaten, lomba menyanyi solo tingkat RT, Festival Band Tk. SLTA, harapan III.
Gadis imut katanya memiliki motto ‘ Don’t Trust One Person Because He Will Traith you. Watch Out.’

ADEN JENGGOT:
Lahir di Serang 8 Juli, tinggal di Kaujon kidul, pernah mementaskan Komedi Setan (Toto ST Radik 1998) di Serang. Gerr…! (teguh Karya;1994), Duit-duit (Dadie Rsn &Toto ST Radik;1994) Jilbab-jilbab(Toto ST Radik;1995) Nu Jaradi Korban (R. Hidayat Suryaraya;1994, Bandung) Surosowan Burak (Toto ST Radik;1996;Bandung;TVRI Sta Bandung) sebagai Sultan Ageng Tirtayasa. Dramatisasi Puisi Ode Kampung (1997), Sosiodrama Santri Raksa Desa(1997), Kualat (Aden H; Sutradara; 2004) Dukun Palsu (Moliere; Serang 2005), Surosowan Burak (Toto ST Radik;2006)

PURWO “CAKWO” RUBIONO:
Lahir di Jakarta 21 Oktober 1970, pembina Gema Seni Budaya Islam Campus IAIN SMHB Serang Banten. sering membantu pada pementasan-pementasan teater sebagai penata musik, di antaranya: Para Iblis (Mochtar Sum; 1993) sebagai penata musik dramatisasi puisi pada ‘Kenduri Puisi’(Peluncuran buku puisi Ode Kampung; 1994) sebagai penata musik, Surosowan Burak (Toto ST Radik sebagai Pangeran Arya Kulon; 1995) Mabuk Cahaya (Ruby A. Baedhowy;2003) sebagai Sutradara. (The Web)Kupanggil Namamu Russy Maulina (O Neill, Teater Kami Jakarta; 1996) sebagai Polisi. Barabah (Motinggo Busye;2004) sebagai Penata Musik. Wafatnya Rasulullah (Rachman Sabur;2004) Es Campur Musik Café (Rachman Sabur;2005), Antigone (Sophocles;2006) sebagai Penata Musik.

MAHDIDURI:
Lahir di Tangerang pada 8 Juni. Lelaki yang dianugerahi nama belakang Duri ini mulai terjerumus ke dunia seni saat masih duduk di bangku Madrasah Aliyah. Pementasan yang pernah di lakukan yaitu: “Konser Deklamasi Mahdiduri membaca Sutardji” pada 2003, di IAIN SMHB Serang Banten. “Konser Deklamasi Dari Ranjang Ke Kamar Mandi” pembacaan puisi-puisi Yudistira ANM Masardi dan Joko Pinurbo pada 2004 di Gedung Kesenian Tangerang. Terakhir pentas Monolog “Terkapar” karya W Hermana HMT dalam pentas keliling tiga kota.
Dia pernah juga tergabung dalam organisasi kesenian diantaranya: Jagat Teater dan Sastra, Dapur Seni Saung, Forum Kesenian Banten, Rumah Dunia, Sanggar Sastra Serang dan Dewan Kesenian Tangerang

MAHESA HM
Lelaki kelahiran Bandung 01 September 1982 ini tak mau ketinggalan kalau bicara soal pentas Teater. Sejak di MAN 2 Serang dia sudah aktif di Padepokan Ki Ajeng Pasema. Sesudah lepas dia masih juga manggung di pentas “Barabah” sebagai Tim Artistik. Kini kesibukannya sebagai operator internet.


ADO ZAMZAM

Lahir di Tasikmalaya 17 Desember 1985, lelaki ini penampilannya cuek tapi dia punya tekad dan atas hanya keinginan kerasnyalah yang mempertemukan kami dengan bujang STIKOM ini. Sebelumnya dia tidak pernah pentas Teater, jadi pentas kali ini adalah pentas perdananya di atas panggung. Walau begitu, kami percaya bahwa dia bisa.

Pentas petang di taman karya Iwan Simatupang


sebuah lakon yang mengangkat nilai-nilai eksistensialisme. bercerita tentang seorang Lelaki Setengah Baya (LSB) atau penyair yang terdampar di sebuah taman yang bertemu dengan orang tua (OT). Mereka mempertengkarkan hal-hal sepele. Kedatangan Wanita (W) semakin menguatkan absurditas manusia, dan Penjual Balon (PB) yang menjadi korban tuduhan mereka.

pentas monolog Kromo Kronik (AnonimuS/02/07)